Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Selasa, 18 Januari 2011

Selasa, 18 Januari 2011

STRUKTUR ORGANISASI DPC PKS BANTAR GEBANG 2010-2013

1.1 KETUA : Yusup Suprapto (HP 081381918179)

1.2 SEKRETARIS : Budi Prokoso
1 Organisasi, Administrasi, kerumahtanggaan & protokoler
2 Data, informasi, Arsip & Sejarah
3 Hubungan Media & Komunikasi Politik

1.3 BENDAHARA : M.Agus Wibowo
1 Keuangan dan Pelaporan
2 Aset Manajemen
3 Kesejahteraan Anggota

1.4 BIDANG KADERISASI : Miftahul Hidayah
1 Departemen Minhaj & Quran : M.Ahyar, Vicky
2 Departemen Liqoat & Wasail : Harry H
3 Departemen Pengembangan Anggota & Kepemimpinan : Damir Hasan

1.5 BIDANG KEWILAYAHAN : Eko Widodo, Agus S
1 Lingkup Penataan, Pengorganisasian dan Pendampingan DPR
2 Lingkup Pengembangan Organisasi DPR
3 Lingkup Koordinasi Terpadu antara Struktur Organisasi DPR-DPC
4 Lingkup Penerapan Kebijakan Terpadu Tingkat Kecamatan

1.6 BIDANG KEPANDUAN DAN OLAH RAGA : Untung, Teguh
1 Lingkup Kepanduan & Protokoler (Tadrib dan Mukhoyam)
2 Lingkup Olah Raga

1.7 BIDANG PEMBANGUNAN KEUMMATAN, GENERASI MUDA DAN PROFESI : Arfiansyah
1 Departemen Robtul'am & Kepeloporan Pemuda : Hadis Noveri, M Nurhidayat
(Pembinaan Tunas Bangsa, Kepeloporan Pemuda & Mahasiswa,
Jaringan Ormas Pemuda & Remaja Masjid)
2 Departemen Pemberdayaan Profesi : Juwarto
(Lembaga Profesi & Almamater, Jaringan Buruh, Pemulung dan Komunitas Hobi,
Seni & Budaya)
3 Departemen Jaringan Kelembagaan Wanita : Wanti

1.8 BIDANG PENGEMBANGAN EKONOMI KEWIRAUSAHAAN DAN KELEMBAGAAN SOSIAL : Djalu
1 Lingkup Data & Informasi Jaringan Usaha
2 Lingkup Pengembangan Usaha & Investasi
3 Lingkup Pengembangan & Pengembangan Lembaga
4 Lingkup Data & Jaringan.

1.9 BIDANG PEREMPUAN : Dewi Puspa Sari
1 Lingkup Pengokohan Basis Keluarga
2 Lingkup Pengokohan Basis Masyarakat
3 Lingkup Peningkatan Kapasitas Kader Perempuan
4 Lingkup Analisa Kebijakan Publik Perempuan, Anak dan Keluarga /Ailiyah [

1.10 BIDANG PEMILUKADA : Ervick, Suyono

Wajah Lelaki Akherat

Brigade al-Qassam sangat ditakuti israel. Tak mudah memang menjadi anggota brigade ini, benar-benar mujahid pilihan. Tangguh, skill tempur yang tinggi, mental membaja, tekad yang kuat, dan semangat jihad yang senantiasa menggelora, bergemur...uh di jiwa mereka, tak pernah padam, dilandasi keimanan yang kokoh dan keikhlasan dalam berjuang. Jika belum hafizh al-Qur’an (30 juz), tak bisa masuk dalam pasukan elit ini. Wajar jika israel gentar nyalinya, meski dipersenjatai dengan tank baja, senjata mutakhir dan pesawat tempur canggih pasokan amerika serikat. Tentara langit tentu berbeda dengan tentara bumi. Lelaki akhirat pasti berbeda dengan lelaki bumi. Prajurit fikroh dan aqidah pasti berbeda dengan prajurit dengan ambisi duniawi dan polutannya.

Suatu ketika seorang ikhwah diizinkan masuk ke terowongan bawah tanah milik Hamas. Disitu ia bertemu dengan satu katibah al-Qassam. Semua memakai penutup wajah, sehingga ikhwah ini tak bisa melihat wajah dan tak kenal siapa lelaki-lelaki akhirat ini. Berkali-kali ia membujuk agar diizinkan melihat wajah pasukan khusus ini, tak seorangpun yang membukanya. Melihat keinginan kuatnya, akhirnya satu persatu mujahid membuka penutup wajahnya, semuanya, kecuali satu orang. Ikhwah ini kembali membujuk, hingga menyebut nama Allah, barulah ia mau menampakkan wajahnya. Betapa terkejutnya ikhwah ini, termasuk sebagian mujahidin al-Qassam, karena lelaki terakhir yang membuka penutup wajah itu, yang tak ingin orang-orang mengenalnya, yang sering terjun langsung berjihad melalui terowongan bawah tanah itu, yang menggentarkan tentara israel la’natullah, ternyata adalah orang nomor satu di Pemerintahan Palestina, pejabat tertinggi negara, perdana menteri, Ustadz Ismail Hanniyah. Allaahu Akbar…Allaahu Akbar.

Ikhwah fillah,
Sesungguhnya banyak kisah menakjubkan dari mujahid-mujahid ikhwan yang patut menjadi contoh dan penumbuh semangat kita untuk bergerak di jalan dakwah ini. Beliau yang di satu sisi berpenampilan rapi, berjas berdasi, memimpin rapat-rapat kenegaraan bersama menteri-menteri, menerima tamu-tamu negara, tapi di saat lain ia al-hafizh berada di dalam terowongan bersama lelaki-lelaki akhirat, ia adalah anggota brigade super khusus yang siap menggempur israel la’natullah. Begitu sulit merangkai kata menjelaskannya.

Ikhwah fillah,
Sementara kita disini merangkai amal demi amal, berharap dengan amal yang sedikit ini mampu membuat kita dipilih oleh Allah menjadi lelaki dan wanita akhirat, lelaki dan wanita surga. Maka kita malu jika lalai dalam ibadah, malu jika lalai menghadiri usroh dan liqo-liqo apapun termasuk atas keterlambatan hadir, malu jika amanah dakwah tidak sempurna kita tunaikan, malu jika tidak memiliki semangat dalam harokah ini, malu untuk menyusun kata atas seringnya udzur, malu jika masih memiliki prasangka negatif kepada ikhwah, qiyadah dan jamaah ini, malu jika kita masih memiliki lintasan harapan keduniaaan dalam dakwah ini, berupa ambisi jabatan, popularitas, maupun kepentingan-kepentingan pribadi. Lindungi kami ya Allah.

Ikhwah fillah, yakinilah bahwa setiap apapun yang kita lakukan untuk dakwah ini, perjalanan kita menghadiri liqo di siang dan malam hari, ataupun rapat, aksi, silaturahim, maupun program dakwah lainnya, pasti dicatat oleh Allah SWT. Bahkan atsar atau bekas-bekas amal yang kita tinggalkan pun akan dikumpulkan Allah dalam Kitab-Nya. Ilmu dan nasihat yang kita sampaikan dalam halaqoh, ide-ide hasanah yang kita sampaikan dalam rapat-rapat…semua amal dan bekas-bekasnya itu, akan dikumpulkan lagi oleh Allah SWT. Allaahu Akbar.

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang telah mati dan Kami mencatat apa-apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang nyata (QS Yasin:12)

Oleh karena itu ikhwah fillah, berikan yang terbaik dalam setiap amal kita, berikan yang terbaik dalam setiap liqo’ kita, landasi setiap amal dan pembicaraan dengan keikhlashan, pasti Allah mencatat itu semua.

Sumber : indratri.blogspot.com

Senin, 17 Januari 2011

Senin, 17 Januari 2011

masih tentang Marotibul Fikri (2)

Awalnya ini terfikir saat mendengar lagu "kupu2 malamnya" titiek puspa, nada dan liriknya indah. Tapi jika kita cermati, terasa ada kesalahan dalam tertib berfikirnya. Diceritakan ttg derita seorang pelacur. Betapa ia dicaci dan dicela. Pada akhir lagu disampaikan semua itu dengan dalih "menyambung nyawa"... Kayaknya sih memang biasa saja... Tapi apa ya boleh seperti itu? logika yang kita pakai, kita harus bebaskan dulu dari miskin dan rasa lapar, baru bicarakan "iman". Lho, padahal betapa banyak sahabat rosul dulu yg demikian miskin namun tetap teguh memegang keyakinan mereka. Bilal bin rabbah misalnya, dia seorang budak yg itu berarti seorang yg ada dalam puncak kemiskinan, karena bahkan dirinya pun tidak dia miliki. Namun ia teguh menjaga keimanannya....

Mungkin, kita harus mendudukan masalah2 sosial kita dg cara pandang seperti ini: mulailah dengan iman, baru kita melangkah menyelesaikannya. Karena dalam Islam telah banyak disediakan sarana2 penyelesaian masalah2 sosial. Mekanisme zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf misalnya. Jadi jangan dibaca terbalik, kenyang dulu baru bicara iman. Yg lebih parah, seringkali ada yg bilang: "jangankan yang halal, yang haram aja susah dapatnya"
wallohu a'lam.

Marotibul Fikri (tentang tertib berfikir)

Ini adalah tulisan seputar "cara pandang" kita terhadap sesuatu.

Latar belakangnya adalah bahwa: cara yang salah dalam memandang sesuatu bisa jadi mengubah arah dan tujuan sesuatu itu dilakukan. Contoh yang terfikirkan olehku saat ini adalah: cara pandang kita terhadap politik dan dakwah.

hmm... ini menjadi tema yang sensitif. Hehe, jadi khawatir aku terjebak pada percakapan batin yang keliru, namun ini juga bagian pemikiran yang telah melalui proses endapan dalam hati; jadi rasanya sudah siap di-dhahirkan dalam satu tulisan.

Dalam khasanah berfikir khas "tarbiyah", bahwa politik adalah bagian dari cara dakwah. Artinya, aktifitas politik adalah salah satu sarana yang dapat kita pilih sebagai salah satu cara ber-dakwah. Karena dakwah dalam pengertian yang luas adalah langkah beranjak dari "kegelapan" ke terangnya "cahaya"; dari kemiskinan ke kesejahteraan; dari kebodohan menuju ke masyarakat yang cerdas; dari kebiadaban menuju ke keberadaban... dan sebagainya.

Maka politik menjadi langkah yang sangat masuk akal, karena dengan aktifitas politik-lah kemiskinan itu dapat ditumpas, kebodohan itu dapat dilawan, dan kebiadaban bangsa itu dapat dilenyapkan; diganti dengan kesejahteraan, kecerdasan, dan keberadaban.

Aktifitas para pekerja dakwah yang juga aktifis politik, sering kali teruji dalam satu kondisi yang terdistorsi dalam dua sisi ini [politik dan dakwah]. Idealnya sih tidak ada masalah; kalau memang dapat kita dudukan secara proporsional. Namun kenyataannya, ada masalah di sini. Buktinya, banyak kesalahan-kesalahan informasi, berkembang biaknya sangkaan di antara sesama pekerja dakwah.

Penulis tidak ingin terjebak pada sekedar men-diskripsikan masalah ini, tanpa memberikan satu solusi, hingga yang terjadi justru... tulisan ini menimbulkan masalah-masalah baru. Na'udzubillahi min dzalik...

Bisa jadi, akar masalahnya adalah tidak tertibnya rukun berfikir kita [boleh dibaca: marotibul fikri]. Untuk kasus di atas, tertib berfikirnya adalah sebagai berikut: bahwa dakwah adalah tujuan, dan aktifitas politik adalah sarana yang dipilih. Konsentrasi kita pada tujuan kita, yaitu Dakwah. Ini adalah niat, motivasi, juga narasi besar kita dalam segala aktifitas kebaikan yang akan kita lakukan. Sedangkan aktifitas politik adalah salah satu sarana yang kita pilih. Fokus pada kata "sarana"; politik adalah sekedar sarana. Sehingga, cara berfikir kita inilah yang mewarnai seluruh aktifitas dakwah kita, juga aktifitas politik kita [jika diperkenankan dua hal ini dijadikan satu "dikotomi"].

Apa yang perlu dilakukan? Kita perlu lakukan "evaluasi", terhadap seluruh aktifitas kebaikan kita. Sudahkah sesuai dengan marotibul fikri kita? Jangan-jangan kita sudah terjebak; secara teori kita katakan bahwa kita sedang berdakwah lewat politik, namun dalam gerak hati kita, bergumam dengan mantab bahwa: ini adalah langkah-langkah politik kita melalui jalan dakwah yang telah kita pilih. Khawatir saja, ternyata telah lahir cita-cita baru dalam dada ini, mimpi-mimpi baru, tujuan-tujuan baru... untuk sekedar sukses di kancah politik ini...

Cara pandang kita terhadap dua hal ini [politik dan dakwah] terkesan sederhana saja, namun hati-hati... salah meletakkan tata urutannya, bisa mengubah secara drastis arah perjuangan kita; dan yang lebih mengerikan adalah terurainya jalinan ukhuwah yang selama ini begitu kokoh dan disegani oleh seluruh penduduk bumi ini...

Wallohu a'lam.

-------------

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates