Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Senin, 09 Februari 2009

Senin, 09 Februari 2009

Agenda Februari 2009

1. Silaturahim Saksi Pemilu 2004
Waktu : Ahad, 15 Februari 2009 bada maghrib
Tempat : Mejelis Taklim Ust Toha.
MC : Ust. Toha
Taujih : Ust. Rizky

Senin, 02 Februari 2009

Senin, 02 Februari 2009

Alasan HAMAS Memenangkan Perang Gaza

Laporan Perjalanan Ust. Hilmi Aminudin, Ketua Majelis Syuro PKS dari Palestina

Sadarkah antum bahwa berita yang kita dapatkan dalam siaran berita di
televisi maupun lembaran koran seluruh dunia seputar perang Gaza
rata-rata banyak sekali yang mengekspos penderitaan bangsa Palestina.
Di sisi lain sering kali kita perhatikan ditampilkannya kabar bahwa
seolah-olah Israel telah berhasil menang dalam peperangan yang mereka
kobarkan di Gaza . Kita berhusnudzan, barangkali apa yang dilakukan
media adalah cara mereka dalam memberi dukungan bagi rakyat Palestina.
Semakin nampak penderitaan bangsa Palestina di hadapan dunia, maka
otomatis akan semakin membangkitkan semangat pembelaan bagi rakyat
Palestina.

Namun nampaknya jarang sekali kita dengar kabar yang menggembirakan
atas bangsa Palestina selama perang 22 hari di Gaza . Tahukah antum
bahwa ternyata banyak sekali Allah turunkan pertolongan- Nya bagi
rakyat Palestina selama perang 22 hari itu. Apa yang akan saya
ceritakan berikut tidak banyak diekspos oleh
media. Entah kenapa, atau mungkin karena apa yang mereka dapatkan
bukan berasal dari sumber utama para tentara pejuang kemerdekaan
Palestina (brigade izzudin al-qassam dan HAMAS).

Dalam salah satu acara malam penggalangan dana untuk Palestina, Ust.
Hilmi Aminudin bercerita tentang pengalaman beliau ketika mengantarkan
rombongan para penyalur bantuan dari rakyat Indonesia langsung ke
pemerintah HAMAS di Palestina. Alhamdulillah saya beruntung dapat
mendengarkan cerita
beliau secara langsung, dan kemudian saya ceritakan kembali pada
teman-teman semua.

Selama kunjungannya di Palestina, Ust. Hilmi disambut langsung oleh
para petinggi HAMAS. Beliau disambut di perbatasan Raffah-Mesir.
Beliau beserta
rombongan tidak diizinkan masuk ke Gaza oleh pemerintah Mesir dengan
alasan keamanan. Oleh karena itu, para petinggi HAMAS tersebut yang
akhirnya
menghampiri perbatasan untuk melakukan dialog. Ust. Hilmi beserta
rombongan pada waktu itu membawa dana segar hasil pengumpulan dana
dalam demonstrasi-
demonstrasi yang dilakukan bangsa Indonesia selama agresi Israel
berlangsung. Alhamdulillah, total dana yang diberikan adalah sebesar 2
juta US dollar.
Seolah sambil sedikit bercanda, Ust. Hilmi mengatakan bahwa uang yang
terkumpul tersebut merupakan infaknya 'minal fukhoro wal masakin'
(infaknya
orang-orang fakir dan miskin). Maksudnya tentu bukan merendahkan yang
memberikan infak itu. Melainkan memberi gambaran bahwa jika uang yang
dikumpulkan dari hasil
demontrasi jalanan saja bisa sampai terkumpul 2 juta dollar, maka
apalagi jika sudah melibatkan para agnia dan pengusaha? InsyaAllah
dijamin jumlahnya akan
berlipat lebih besar lagi.

Dalam dialog yang berlangsung bersama para pemimpin HAMAS tersebut,
Ust. Hilmi banyak mendapatkan cerita kondisi yang sebenarnya dialami
oleh para
tentara al- qassam. Subhanallah. .. ternyata Allah telah banyak
menurunkan pertolongan dan lindungan-Nya selama perang berlangsung.
Sangat banyak hal yang secara akal tidak lah mungkin terjadi. Pertama,
secara kesenjataan, sudah sangat jelas bahwa perbandingan kekuatan
persenjataan antara HAMAS dan Israel sangatlah jauh berbeda. Dalam
sistem pertahanan kesenjataan, Israel menempati urutan keempat di
dunia setelah Amerika Serikat , China , dan Inggris. Ini pun masih
belum termasuk dengan bantuan militer yang diberikan Amerika Serikat
untuk mendukung persenjataan selama perang Gaza .

Menurut salah satu sumber, disebutkan bahwa untuk perang Gaza ,
Amerika telah menyuplai persenjataan sebanyak lebih dari 60.000 ton.
Bantuan itu dikirim dalam ratusan buah kontainer besar. Bantuan
senjata ini dipercaya sebagai suplai senjata yang terbesar sepanjang
sejarah persekongkolan Amerika-Israel. Maka coba bandingkanlah dengan
HAMAS hanya mempersenjatai diri mereka dengan roket-roket berdaya
jelajah menengah dengan daya rusak yang tidak terlalu besar.

Kedua, jika dilihat dari besarnya pasukan, HAMAS hanya memiliki
sekitar 15.000 personil. Sedangkan Israel memiliki 130.000 tentara
aktif dan lebih dari 400.000 tentara cadangan. Ketiga, dari segi medan
pertempuran, Gaza adalah kota yang terisolir. Sekelilingnya dibatasi
oleh tembok-tembok blokade sepanjang lebih dari 750 KM dengan tinggi 8
meter, dan di setiap 10 meternya telah siap tentara Israel di atas pos
blokade yang siap menembak mati siapapun warga Palestina yang mencoba
mendekati tembok blockade tersebut. Segala hal hampir membuat tidak
masuk akal bagi pejuang Palestina untuk memenangkan pertempuran.

Beberapa hari ke belakang kita menyaksikan sama-sama berita yang
menceritakan aksi perayaan kemenangan yang dilakukan warga Palestina
baik yang di
jalur Gaza maupun di tepi Barat. Bagi sebagian orang barangkali merasa
heran, kemenangan macam apakah itu? Bukankah sudah lebih dari 1.200
orang menemui syahid, 5.000 lebih orang luka-luka, 13 masjid dibom,
ribuan rumah hancur, jalan dan sarana publik hancur total. Apakah ini
yang disebut dengan kemenangan? hal inilah yang tidak kita ketahui
kebenaran yang sesungguhnya.

Setidaknya ada beberapa alasan yang membuat Palestina memenangkan
pertempuran. Para petinggi HAMAS itu bercerita, sebenarnya serangan
yang dilakukan Israel
awalnya direncakan hanya dalam 3 hari saja. Pertama kali mereka
menyerang melalui serangan udara pada tanggal 27 Desember 2008,
seharusnya menurut
pemikiran mereka, akan dapat menguasai sepenuhnya Gaza dalam waktu
tiga hari saja (29 desember 2008). Mereka berencana hanya akan
melakukan serangan udara
selama 3 hari, tanpa serangan darat, lalu pada tanggal 30-31 Desember
2008 mereka akan melakukan persiapan perayaan kemenangan dan perayaan
tahun baru di
Gaza .

Dikabarkan juga pada akhir tahun 2008 tersebut, sebagian tamu undangan
yang rencananya akan menghadiri perayaan kemenangan Israel atas Gaza
sudah
bersiap di perbatasan untuk selanjutnya dapat memasuki Gaza . Tapi
ternyata apa yang mereka dapatkan sangat jauh dari apa yang mereka
bayangkan. Justru
perlawanan yang sangat sengit dari pejuang HAMAS lah yang mereka
dapatkan. Hal ini akhirnya memaksa zionis Israel untuk melakukan
serangkaian serangan
sporadis ke seluruh target. Pertempuran yang awalnya hanya
diperkirakan akan dimenangkan Israel dalam waktu tiga hari, ternyata
meleset sangat jauh dari
target.

Setelah perang melewati 10 hari serangan, tentara Israel mulai
kehilangan konsentrasi dan fokus serangan. Sehingga serangan yang
awalnya ditargetkan untuk menghancurkan basis-basis perlawanan HAMAS,
akhirnya mulai berubah menjadi target rakyat sipil. Tentara Israel
mulai kehilangan arah sasaran. Mereka tidak tahu lagi target mana yang
harus mereka hancurkan. Dan ternyata, target-target bangunan yang
Israel klaim di media merupakan basis HAMAS, pada kenyataannya itu
tidak lain hanyalah bangunan yang kosong tidak berpenghuni, atau
bahkan malah target fasilitas publik dan sipil. Jika kita perhatikan
berita di media asing, Israel selalu berkilah bahwa target sipil yang
mereka hancurkan itu karena HAMAS sering menjadikan tempat-tempat
macam itu sebagai tempat perlindungan dan gudang persenjataan. Padahal
yang sebenarnya itu
dilakukan Israel tidak lain hanya karena sudah bingung dan tidak tahu
lagi target serangan.

Kemudian salah satu pejabat HAMAS tersebut melanjutkan ceritanya
kepada Ust. Hilmi. Beliau menambahkan, bahwa ternyata pihak Israel
sebelumnya telah mempersiapkan pasukan elite mereka untuk berlatih
sebelum serangan dilakukan. Jadi apa yang mereka lakukan itu tentunya
bukan dilakukan dengan spontan, melainkan sudah melalui perencanaan
yang matang. Para pasukan khusus itu dilatih di sebuah tempat yang
kondisinya dibuat persis sama seperti keadaan di kota Gaza . Mulai
dari bangunan, jalan-jalan, bahkan sampai gang-gang sempit, semuanya
dibuat mirip seperti kota Gaza . Ini diharapkan ketika mereka
melakukan serangan darat, maka sudah dapat mengetahui medan
pertempuran dengan sebaik- baiknya. Tetapi ternyata apa yang mereka
dapatkan setelah terjun langsung ke medan pertempuran yang sebenarnya?
Ternyata apa yang mereka dapatkan sungguh berbeda menurut pandangan
mereka. Target yang awalnya sudah mereka rencanakan dan dicurigai
merupakan tempat persembunyian tentara pejuang Palestina ternyata
tidak pernah mereka temukan. Ketika mereka masuk ke bangunan atau
rumah yang awalnya mereka curigai sebagai markas, ternyata tidak lain
hanyalah sebuah rumah biasa milik penduduk sipil.

Barangkali kita bertanya-bertanya dalam benak kita semua. Bagaimana
mungkin HAMAS tetap bisa menggalang kekuatan. Padahal sekeliling kota
Gaza sudah diblokade dengan tembok-tembok raksasa dan pos penjagaan di
tiap perbatasan. Dari mana mereka mendapatkan suplai untuk
persenjataan mereka? Di luar dugaan, ternyata roket-roket yang dibuat
HAMAS itu terbuat dari barang-barang bekas. Rangka roketnya terbuat
dari bekas tiang listrik, kabel-kabel sambungan detonatornya terbuat
dari kabel yang ada di rumah-rumah warga, bahan bakar roketnya terbuat
dari gula, dan hulu ledaknya terbuat dari kimia sederhana yang mereka
racik sedemikian rupa. Selain itu, suplai bahan baku senjata juga
mereka dapatkan melalui ratusan terowongan yang mereka buat yang
melintasi perbatasan.

Israel mengklaim bahwa mereka telah berhasil menghancurkan banyak
terowongan yang sering dimanfaatkan warga Gaza untuk transfer barang
dari dan ke kota Gaza . Tetapi yang perlu kita ketahui adalah ternyata
apa yang berhasil Israel hancurkan itu hanya 200 terowongan dari total
terowongan yang berjumlah 800 buah. Jadi setidaknya masih ada 600
terowongan yang tersisa dan belum hancur. Adapun terowongan yang sudah
hancur tersebut, pihak HAMAS menyebutkan bahwa mereka akan selesai
memperbaikinya kembali hanya dalam 3 bulan.

Secara fisik, mungkin HAMAS lah yang paling banyak menderita kerugian.
Namun ini sama sekali bukanlah indikasi kekalahan HAMAS. Justru Israel
lah yang kalah! Betapa tidak, HAMAS telah membuat perlawanan yang
sangat sengit sehingga Israel melewati target lama pertempuran yang
telah direncanakan, dan akhirnya mundur dari Gaza tanpa syarat apa
pun. Ingat... tanpa syarat apapun!!! Justru pihak Israel lah yang
pertama kali mengumumkan gencatan senjata sepihak, sementara pada saat
itu HAMAS sama sekali menolak gencatan senjata dan terus memberi
perlawanan. Bahkan menurut kabar, lima menit sebelum Israel
mengumumkan gencatan senjata, HAMAS masih meluncurkan roketnya ke
wilayah Israel . Secara tersirat, HAMAS seolah ingin memberikan
ancaman pada Israel bahwa perlawanan mereka tidak pernah berhenti
sedikit pun dan kondisi persenjataan mereka masih dalam kondisi prima.
Perlu ditambahkan juga bahwa selama perang Gaza , HAMAS telah
meluncurkan sekitar 900 roket, dan itu tidak lebih hanya 1 % dari
total jumlah roket yang mereka miliki.

Lebih jauh lagi, salah satu pejabat HAMAS tersebut menyampaikan bahwa
mereka sama sekali tidak membutuhkan kiriman pasukan mujahid dari
negara mana pun. Beliau mengatakan, "kami hanya kehilangan 48 orang
mujahid selama perang berlangsung, dan masih punya belasan ribu
pasukan yang lain." Melalui Ust. Hilmi, para pejuang HAMAS ingin
mengucapkan rasa terimakasih dan rasa bangga yang sebesar-besarnya
atas apa yang telah diupayakan rakyat Indonesia . HAMAS berharap bahwa
kalaupun ada yang ingin memberikan bantuannya kepada Palestina, maka
berikanlah bantuan itu dalam wujud bantuan kemanusiaan berupa makanan,
minuman, obat-obatan, pakaian, atau uang tunai. Karena sesungguhnya
itu yang lebih mereka butuhkan daripada mengirimkan bantuan pasukan
jihad.

InsyaAllah.. . apa yang telah kita upayakan bersama ini untuk membantu
rakyat Palestina bukanlah yang terakhir kali. Masih akan datang lagi
bantuan-bantuan berikutnya. Pendistribusian bantuan yang dilakukan
secara bertahap dan tidak sekaligus memang bukan tanpa alasan. Ini
dikarenakan pemerintah Mesir yang berbatasan langsung dengan Gaza
tidak mau untuk memberikan izin masuk Gaza jika dilakukan secara
besar-besaran. Salah satu pihak pejabat Mesir mengatakan bahwa mereka
tidak mau ambil risiko dengan pihak Israel . Sehingga hal ini membuat
kita untuk secara bertahap dan sedikit-sedikit dalam menyalurkan
bantuan ke Gaza .

Barangkali perlu juga menjadi catatan bagi kita, bahwa ternyata
aksi-aksi yang kita lakukan selama ini ternyata adalah aksi terbesar
di seluruh dunia. Di saat saudara-saudara kita di belahan dunia lain
harus dikejar-kejar polisi dan dijaga ribuan aparat setiap melakukan
aksi solidaritas, lain halnya dengan apa yang kita lakukan di
Indonesia . Semangat pembelaan terhadap bangsa Palestina harus terus
kita gelorakan di bumi manapun kita berada. Jangan pernah berhenti
hingga yahudi laknatullah itu pergi dari bumi jajahan mereka, dan
Palestina terbebaskan sepenuhnya dari cengkraman yahudi. Allahu
akbar!!!

-------------

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates