Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Selasa, 27 Desember 2011

Selasa, 27 Desember 2011

Pilkada Kabupaten Bekasi : Sa'adudin - Jamal

Rabu, 30 November 2011

Rabu, 30 November 2011

Peran TNI Dan POLRI Dalam Menegakkan Kedaulatan di Tambang Freeport

By Suripto, S.H. (Anggota DPR RI, mantan BAKIN)

Dari tahun 1967 sampai dengan 2OOO,
peran Tentara Nasional lndonesia-Angkatan Darat (TNI-AD)Â dalam
memelihara keamanan dan pertahanan sangat dominan di Papua pada umumnya
dan di daerah tambang Freeport khususnya.

Sejak tahun 2001 sampai dengan sekarang, peran Kepolisian lndonesia
(Polri) dalam memelihara keamanan dan ketertiban umum sangat menonjol di
daerah tersebut di atas. Sedangkan peran TNI lebih ditujukan untuk
menghadapi datangnya ancaman dari luar. Adapun jika terjadi ancaman yang
datangnya dari dalam negeri seperti konflik horizontal peran TNI hanya
sebagai unsur bantuan atau pendukung saja.

Jadi jika terjadi konflik-konflik horizontal maupun vertikal di dalam
negeri, maka hal ini menjadi tanggung jawab penuh Polri. TNI baru
dilibatkan jika ada permintaan dari Kesatuan Polri.

Saat ini konflik atau perang yang terjadi di berbagai negara tidak lagi
berlatar belakang ideologi. Maka era Perang Dingin sudah usai. Kini kita
menjumpai konflik atau perang yang berbeda motivasinya, seperti konflik
bahkan perang yang terjadi di Angota dan Sierra Leone adalah berlatar
belakang perebutan kawasan yang mengandung deposit berlian. Begitu juga
konflik bersenjata di Kongo dipicu oleh perebutan sumber daya alam emas
dan tembaga. Perang yang hingga saat ini masih berlangsung di
Afganistan, bermotivasi penguasaan jalur suplai minyak dan gas dari Asia
Tengah ke Pantai Asia Selatan yang mempunyai jalan laut yakni Samudera
Hindia. Perang yang terjadi di lraq pun berlatar belakang penguasaan
sumber daya alam minyak dan gas bukan semata-mata bermotivasi
menggulingkan Saddam Husein yang otoriter.

Selanjutnya perlu dicermati pula peristiwa yang baru-baru ini terjadi di
Libya, apakah revolusi yang terjadi di negeri ini murni gerakan
reformasi pro demokrasi atau ada hidden agenda, yaitu masalah perebutan
deposit minyak mentah di negara itu.

Sehingga setelah Perang Dingin usai maka muncul bentuk perang baru yaitu apa
yang dinamakan Resource War, yaitu perang yang dipicu atau berlatar belakang
perebutan sumber daya
alam, seperti; minyak, gas, emas, berlian, tembaga, bahkan air rninum.

Konflik yang terjadi di Papua pada umumnya dan di Freeport khususnya
perlu kita cermati, apakah keberadaan perusahaan asing di daerah
tersebut memicu terjadinya konflik seperti yang ditengarai di
negara-negara lain yang mengandung sumber daya alam yaitu terjadinya apa
yang disebut "Resource War".

kalau demikian bagaimana semestinya peran TNI dan Polri dalam menjaga
martabat dan integritas Bangsa lndonesia serta menegakkan kedaulatan
Republik lndonesia. Apakah TNl dan Polri sudah siap serta waspada
menghadapi tantangan berupa Resource War yang dapat berdampak terjadinya
disintegrasi Bangsa lndonesia?

Sumber Konflik di Freeport
Keberadaan perusahaan asing, Amerika Serikat (AS), PT Freeport
lndonesia, yang beroperasi di sektor pertambangan mineral di papua
Barat, berdasarkan Perjanjian Kontrak Karya sejak tahun 1967 dan baru
akan berakhir tahun 2041, menurut informasi selama 43 tahun beroperasi
(1967-2010) telah menghasilkan 7,3 ton tembaga serta 724,1 juta ton
emas, dan merupakan penghasil emas terbesar di dunia.

Dari Kontrak Karya, lndonesia hanya menerima 1% sedangkan perusahaan AS
mendapat 99 %. Berdasarkan perhitungan, selama 43 tahun Freeport
rnengeruk kekayaan lndonesia sebesar Rp 8. 426, 7442 trilyun, bandingkan
dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita tahun ini
yaitu Rp 1.202 trilyun.

Adapun yang menjadi sumber konflik selama ini adalah pembagian hasil
keuntungan yang tidak adil. Tetapi di samping itu sumber konflik lainnya
adalah; pencemaran lingkungan, kerusakan lingkungan, tuntutan upah yang
lebih manusiawi bagi para karyawan/ buruh, dan masyarakat Papua yang
hingga kini masih tertinggal.

Pembagian keuntungan antara Pemerintah dengan PT Freeport berdasarkan
Kontrak Karya untuk pertambangan mineral yang tidak adil itu, maka
Pemerintah lndonesia mengusulkan agar dilakukan renegoisasi. Tampaknya
renegoisasi akan mengalami jalan buntu, sehingga mulai dirasakan rasa
kecewa masyarakat yang kritis yang menghendaki nasionalisasi dan
bermunculan issu seperti; lndonesia dijajah oleh modal
asing-kapitalisme, neo kolonialisme, dan anti Amerika. Bahkan perasaan
tidak puas dan kekecewaan ini kemudian berkembang sampai kepada issu
Pemerintah SBY adalah boneka Amerika.

Sumber konflik berikutnya ialah masalah pencemaran lingkungan, yaitu
limbah tambang yang menimbuni sungai Aikwa. Dari sample air menunjukan
bahwa air sungai mengandung racun yang dapat membunuh organisme sungai
yang sensitif, bermunculan tumbuhan yang berwarna hijau terang sepanjang
8 km. Di tepi sungai menunjukan bahwa kandungan tembaga dari limbah
telah mencemari sungai. Pencemaran lingkungan ini diakui juga oleh pakar
lingkungan dari AS yakni Harvey Himberg dan David Nelson yang terjun ke
lapangan selama beberapa hari menyusuri sungai Aikwa.

Kerusakan lingkungan pun terjadi di Pegunungan Grasberg karena
pengerukan-penggalian bukit itu yang mengandung emas dan tembaga. Setiap
harinya 230.000 ton limbah tailing di Sungai Aghawagon sebagai akibat
dari pengerukan itu. Kita dapat bayangkan tahun 2014 nanti, pencemaran
lingkungan dan kerusakan lingkungan bakal memusnahkan seluruh kekayaan
alam kita yang berada di Papua Barat. Bukan itu saja, tetapi akan
terjadi alienasi penduduk yang bermukim di sekitar itu, sehingga budaya
masyarakat di Papua juga bakal punah.

Sumber konflik lainnya ialah masalah tuntutan kenaikan upah dari
karyawan/ buruh PT Freeport lndonesia. Berdasarkan catatan Serikat
Pekerja, saat ini gaji karyawan terendah sebesar Rp 6 jutb per bulan.
Sementara itu kebutuhan hidup di lokasi pertambangan atau di Timika,
Papua Barat bisa mencapai tiga kali lipat bila dibandingkan dengan kota
besar seperti Jakarta.

Mereka protes karena gaji karyawan PT Freeport lndonesia terendah, di
Amerika sendiri lebih dari 30 kali lipat dari karyawan Papua, atau
hamper mencapai Rp 180 juta per bulan. Serikat Pekerja menuntut kenaikan
upah buruh sebesar Rp 2l juta per bulan. Sudah dua bulan lamanya para
karyawan memperjuangkan kenaikan upah namun sampai hari ini tuntutan
mereka belum dikabulkan oleh pihak Management PT Freeport. Malahan yang
terjadi adalah peristiwa penembakan oleh Satuan Polri terhadap buruh
yang mogok kerja. Sedikitnya ada l0 orang terluka pada peristiwa
berdarah yang terjadi pada tanggal l0 Oktober 2011.

Dari keterangan-keterangan yang dapat di kumpulkan, aksi pemogokan yang
dilakukan oleh karyawan/ buruh ini yang memang murni menuntut kenaikan
upah buruh mulai direkayasa, bahwa aksi ini diwarnai dengan muatan
politis, yaitu dikait-kaitkan dengan tuntutan referendum dan gerakan
Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Keberpihakan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Indonesia
Di muka telah disinggung bahwa kita sekarang berada di era bukan "Perang
Dingin" lagi tetapi di era “Resource War”, yaitu konflik atau perang
yang bersumber pada perebutan sumber daya alam.

Secara geo ekonomi politik, posisi lndonesia yang mengandung kekayaan
alam seperti: kayu hutan, ikan, air minum. mineral pertambangan, dan
energi minyak serta gas, sudah barang tentu menjadi incaran
negara-negara seperti; AS, China, lndia, Australia, Malaysia, Singapura,
bahkan Perancis dan lnggris untuk menguasai atau menguras sumberdaya
alam kita. Papua adalah salah satu wilayah lndonesia yang memiliki
kekayaan alam terbesar dan terbanyak jenis dan ragamnya dibandingkan
wilayah-wilayah lainnya. semestinya TNI dan Polri memprioritaskan
persepsi ancaman nasionalnya adalah sumber alam, yang disebut secara
ekplisit. Bukan dengan rumusan umum, yaitu ancaman non tradisional.
Tegas-tegas harus disebutkan ancaman terhadap sumber daya alam. Artinya
pengurasan sumber daya alam, pencernaran. lingkungan, kerusakan
lingkungan, alienasi penduduk di sekitar wilayah pertambangan, pembagian
hasil keuntungan, dan human security harus menjadi tolok ukur tentang adanya
ancaman nasional itu.

Maka kebijakan TNI dan Polri terhadap perusahaan asing yang
beroperasi,di tanah air kita jadi jelas. Sehingga dengan demikian maka
PT Freeport tidak semaunya sendiri untuk melakukan pelanggaran terhadap
ancaman nasional, seperti; pencemaran lingkungan, upah karyawan/ buruh
di bawah standar yang layalc alienasi penduduk, menolak renegoisasi
Kontrak Karya, tidak sewenang-wenang terhad ap human security.

Apabila hal ini telah menjadi persepsi ancaman nasional, maka setiap
pelanggaran harus dikenakan sangsi dan sangsi terberat adalah
nasionalisasi. Dengan demikian, jika Aparat TNI dan Polri berpihak
kepada Freeport yang melanggar ancaman nasional, maka harus dikenakan
sangsi yang berat juga, karena mereka telah melakukan pengkhianatan
terhadap negara dan rakyat lndonesia. Keberpihakan kepada Freeport ini
merupakan suatu pengkhianatan terhadap negara yang ancaman hukumannya
harus dipersamakan seperti teroris atau kegiatan spionase yang bekerja
untuk musuh negara.

Maka dana-dana yang telah dikeluarkan oleh Freeport untuk TNI maupun
Polri seiak tahun 1998 sampai sekarang harus diusut tuntas. Penerimaan
dana ini jelas merupakan salah satu bentuk keberpihakan kepada PT
Freeport lndonesia dan merupakan pengkhianatan terhadap negara dan
rakyat lndonesia.

Penutup
Kita sekarang berada pada era Resource War, maka kita harus jelas
sikapnya dalam peperangan ini. Kalau hukum perang yang diberlakukan,
maka dalam renegoisasi misalnya, maka kita hanya mengenal 'take it or
leave it' atau perdamaian tanpa syarat. Aparat Keamanan TNI dan Polri
yang berpihak pada perusahaan asing yang melanggar rambu-rambu persepsi
ancaman nasional harus di-cap sebagai PENGKHIANAT NEGARA, yang ancaman
hukumannya seperti teroris atau kegiatan spionase yang bekerja untuk
musuh negara.

Jumat, 29 April 2011

Jumat, 29 April 2011

Visi Misi PKS Cikiwul 2011


VISI :

“Menjadi kontributor dalam pembangunan masyarakat Cikiwul; dengan kader yang mandiri dan berwawasan luas”

MISI :

1. Mewujudkan kader yang mandiri dalam mengelola dakwah di Cikiwul.
2. Meningkatkan keilmuan kader dengan bentuk pembekalan yang efektif dan efisien.
3. Mengoptimalkan peran kader dalam masyarakat.
4. Memiliki sekretariat DPR yang permanen.

Selasa, 12 April 2011

Selasa, 12 April 2011

Progker Kaderisasi 1432 H


1. Tatsqif, setiap bulan sekali, kalau DPC ngadain, 2 bulan sekali.
2. Mabit, 3 bulan sekali.
3. Dauroh Tarqiyah, minimal 1 tahun sekali.
4. Tahsin, ad hoc
5. Liqo Mas'ul/Amin, 2 pekan sekali.
Agenda : Koordinasi, muttabaah rekrutmen
6. Database keluarga kader

Kamis, 07 April 2011

Kamis, 07 April 2011

SUSUNAN PENGURUS DPRA PKS CIKIWUL

Periode 2011-2013

1. Ketua : Eko Yulianto (0817712393)
2. Sekretaris : Rohmadi
3. Bendahara : Nyaminto
4. Bidang Kaderisasi : Amirudin
Pono
5. Bidang Keummatan : Toha, Hariamsyah, Nashirun, Iswanto
6. Bidang Kepanduan : Katmin dan Irwan
6. Bidang Perempuan : Sri Wahyuni


Pembagian RW

RW 01
Iswanto (PJ), Eko Wi, Hamidah, Nenden, Rukmini, Susmiyati

RW 02
Aris, Rafilia

RW 03
Sudirman, Madun, Syukron, Ali (PJ), Salamah, Aam, Fatimah

RW 04
Amiruddin (PJ), Katmin, Sutimah, Murwati, Iin

RW 05
Eko Yulianto, Takwin (PJ), Akhyar, Sri Wahyuni, Hartinah

RW 06
Supono (PJ), Sugiono, Nur Hidayat, Fitri, Salbiyah, Riyatun




Selasa, 18 Januari 2011

Selasa, 18 Januari 2011

STRUKTUR ORGANISASI DPC PKS BANTAR GEBANG 2010-2013

1.1 KETUA : Yusup Suprapto (HP 081381918179)

1.2 SEKRETARIS : Budi Prokoso
1 Organisasi, Administrasi, kerumahtanggaan & protokoler
2 Data, informasi, Arsip & Sejarah
3 Hubungan Media & Komunikasi Politik

1.3 BENDAHARA : M.Agus Wibowo
1 Keuangan dan Pelaporan
2 Aset Manajemen
3 Kesejahteraan Anggota

1.4 BIDANG KADERISASI : Miftahul Hidayah
1 Departemen Minhaj & Quran : M.Ahyar, Vicky
2 Departemen Liqoat & Wasail : Harry H
3 Departemen Pengembangan Anggota & Kepemimpinan : Damir Hasan

1.5 BIDANG KEWILAYAHAN : Eko Widodo, Agus S
1 Lingkup Penataan, Pengorganisasian dan Pendampingan DPR
2 Lingkup Pengembangan Organisasi DPR
3 Lingkup Koordinasi Terpadu antara Struktur Organisasi DPR-DPC
4 Lingkup Penerapan Kebijakan Terpadu Tingkat Kecamatan

1.6 BIDANG KEPANDUAN DAN OLAH RAGA : Untung, Teguh
1 Lingkup Kepanduan & Protokoler (Tadrib dan Mukhoyam)
2 Lingkup Olah Raga

1.7 BIDANG PEMBANGUNAN KEUMMATAN, GENERASI MUDA DAN PROFESI : Arfiansyah
1 Departemen Robtul'am & Kepeloporan Pemuda : Hadis Noveri, M Nurhidayat
(Pembinaan Tunas Bangsa, Kepeloporan Pemuda & Mahasiswa,
Jaringan Ormas Pemuda & Remaja Masjid)
2 Departemen Pemberdayaan Profesi : Juwarto
(Lembaga Profesi & Almamater, Jaringan Buruh, Pemulung dan Komunitas Hobi,
Seni & Budaya)
3 Departemen Jaringan Kelembagaan Wanita : Wanti

1.8 BIDANG PENGEMBANGAN EKONOMI KEWIRAUSAHAAN DAN KELEMBAGAAN SOSIAL : Djalu
1 Lingkup Data & Informasi Jaringan Usaha
2 Lingkup Pengembangan Usaha & Investasi
3 Lingkup Pengembangan & Pengembangan Lembaga
4 Lingkup Data & Jaringan.

1.9 BIDANG PEREMPUAN : Dewi Puspa Sari
1 Lingkup Pengokohan Basis Keluarga
2 Lingkup Pengokohan Basis Masyarakat
3 Lingkup Peningkatan Kapasitas Kader Perempuan
4 Lingkup Analisa Kebijakan Publik Perempuan, Anak dan Keluarga /Ailiyah [

1.10 BIDANG PEMILUKADA : Ervick, Suyono

Wajah Lelaki Akherat

Brigade al-Qassam sangat ditakuti israel. Tak mudah memang menjadi anggota brigade ini, benar-benar mujahid pilihan. Tangguh, skill tempur yang tinggi, mental membaja, tekad yang kuat, dan semangat jihad yang senantiasa menggelora, bergemur...uh di jiwa mereka, tak pernah padam, dilandasi keimanan yang kokoh dan keikhlasan dalam berjuang. Jika belum hafizh al-Qur’an (30 juz), tak bisa masuk dalam pasukan elit ini. Wajar jika israel gentar nyalinya, meski dipersenjatai dengan tank baja, senjata mutakhir dan pesawat tempur canggih pasokan amerika serikat. Tentara langit tentu berbeda dengan tentara bumi. Lelaki akhirat pasti berbeda dengan lelaki bumi. Prajurit fikroh dan aqidah pasti berbeda dengan prajurit dengan ambisi duniawi dan polutannya.

Suatu ketika seorang ikhwah diizinkan masuk ke terowongan bawah tanah milik Hamas. Disitu ia bertemu dengan satu katibah al-Qassam. Semua memakai penutup wajah, sehingga ikhwah ini tak bisa melihat wajah dan tak kenal siapa lelaki-lelaki akhirat ini. Berkali-kali ia membujuk agar diizinkan melihat wajah pasukan khusus ini, tak seorangpun yang membukanya. Melihat keinginan kuatnya, akhirnya satu persatu mujahid membuka penutup wajahnya, semuanya, kecuali satu orang. Ikhwah ini kembali membujuk, hingga menyebut nama Allah, barulah ia mau menampakkan wajahnya. Betapa terkejutnya ikhwah ini, termasuk sebagian mujahidin al-Qassam, karena lelaki terakhir yang membuka penutup wajah itu, yang tak ingin orang-orang mengenalnya, yang sering terjun langsung berjihad melalui terowongan bawah tanah itu, yang menggentarkan tentara israel la’natullah, ternyata adalah orang nomor satu di Pemerintahan Palestina, pejabat tertinggi negara, perdana menteri, Ustadz Ismail Hanniyah. Allaahu Akbar…Allaahu Akbar.

Ikhwah fillah,
Sesungguhnya banyak kisah menakjubkan dari mujahid-mujahid ikhwan yang patut menjadi contoh dan penumbuh semangat kita untuk bergerak di jalan dakwah ini. Beliau yang di satu sisi berpenampilan rapi, berjas berdasi, memimpin rapat-rapat kenegaraan bersama menteri-menteri, menerima tamu-tamu negara, tapi di saat lain ia al-hafizh berada di dalam terowongan bersama lelaki-lelaki akhirat, ia adalah anggota brigade super khusus yang siap menggempur israel la’natullah. Begitu sulit merangkai kata menjelaskannya.

Ikhwah fillah,
Sementara kita disini merangkai amal demi amal, berharap dengan amal yang sedikit ini mampu membuat kita dipilih oleh Allah menjadi lelaki dan wanita akhirat, lelaki dan wanita surga. Maka kita malu jika lalai dalam ibadah, malu jika lalai menghadiri usroh dan liqo-liqo apapun termasuk atas keterlambatan hadir, malu jika amanah dakwah tidak sempurna kita tunaikan, malu jika tidak memiliki semangat dalam harokah ini, malu untuk menyusun kata atas seringnya udzur, malu jika masih memiliki prasangka negatif kepada ikhwah, qiyadah dan jamaah ini, malu jika kita masih memiliki lintasan harapan keduniaaan dalam dakwah ini, berupa ambisi jabatan, popularitas, maupun kepentingan-kepentingan pribadi. Lindungi kami ya Allah.

Ikhwah fillah, yakinilah bahwa setiap apapun yang kita lakukan untuk dakwah ini, perjalanan kita menghadiri liqo di siang dan malam hari, ataupun rapat, aksi, silaturahim, maupun program dakwah lainnya, pasti dicatat oleh Allah SWT. Bahkan atsar atau bekas-bekas amal yang kita tinggalkan pun akan dikumpulkan Allah dalam Kitab-Nya. Ilmu dan nasihat yang kita sampaikan dalam halaqoh, ide-ide hasanah yang kita sampaikan dalam rapat-rapat…semua amal dan bekas-bekasnya itu, akan dikumpulkan lagi oleh Allah SWT. Allaahu Akbar.

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang telah mati dan Kami mencatat apa-apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang nyata (QS Yasin:12)

Oleh karena itu ikhwah fillah, berikan yang terbaik dalam setiap amal kita, berikan yang terbaik dalam setiap liqo’ kita, landasi setiap amal dan pembicaraan dengan keikhlashan, pasti Allah mencatat itu semua.

Sumber : indratri.blogspot.com

Senin, 17 Januari 2011

Senin, 17 Januari 2011

masih tentang Marotibul Fikri (2)

Awalnya ini terfikir saat mendengar lagu "kupu2 malamnya" titiek puspa, nada dan liriknya indah. Tapi jika kita cermati, terasa ada kesalahan dalam tertib berfikirnya. Diceritakan ttg derita seorang pelacur. Betapa ia dicaci dan dicela. Pada akhir lagu disampaikan semua itu dengan dalih "menyambung nyawa"... Kayaknya sih memang biasa saja... Tapi apa ya boleh seperti itu? logika yang kita pakai, kita harus bebaskan dulu dari miskin dan rasa lapar, baru bicarakan "iman". Lho, padahal betapa banyak sahabat rosul dulu yg demikian miskin namun tetap teguh memegang keyakinan mereka. Bilal bin rabbah misalnya, dia seorang budak yg itu berarti seorang yg ada dalam puncak kemiskinan, karena bahkan dirinya pun tidak dia miliki. Namun ia teguh menjaga keimanannya....

Mungkin, kita harus mendudukan masalah2 sosial kita dg cara pandang seperti ini: mulailah dengan iman, baru kita melangkah menyelesaikannya. Karena dalam Islam telah banyak disediakan sarana2 penyelesaian masalah2 sosial. Mekanisme zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf misalnya. Jadi jangan dibaca terbalik, kenyang dulu baru bicara iman. Yg lebih parah, seringkali ada yg bilang: "jangankan yang halal, yang haram aja susah dapatnya"
wallohu a'lam.

Marotibul Fikri (tentang tertib berfikir)

Ini adalah tulisan seputar "cara pandang" kita terhadap sesuatu.

Latar belakangnya adalah bahwa: cara yang salah dalam memandang sesuatu bisa jadi mengubah arah dan tujuan sesuatu itu dilakukan. Contoh yang terfikirkan olehku saat ini adalah: cara pandang kita terhadap politik dan dakwah.

hmm... ini menjadi tema yang sensitif. Hehe, jadi khawatir aku terjebak pada percakapan batin yang keliru, namun ini juga bagian pemikiran yang telah melalui proses endapan dalam hati; jadi rasanya sudah siap di-dhahirkan dalam satu tulisan.

Dalam khasanah berfikir khas "tarbiyah", bahwa politik adalah bagian dari cara dakwah. Artinya, aktifitas politik adalah salah satu sarana yang dapat kita pilih sebagai salah satu cara ber-dakwah. Karena dakwah dalam pengertian yang luas adalah langkah beranjak dari "kegelapan" ke terangnya "cahaya"; dari kemiskinan ke kesejahteraan; dari kebodohan menuju ke masyarakat yang cerdas; dari kebiadaban menuju ke keberadaban... dan sebagainya.

Maka politik menjadi langkah yang sangat masuk akal, karena dengan aktifitas politik-lah kemiskinan itu dapat ditumpas, kebodohan itu dapat dilawan, dan kebiadaban bangsa itu dapat dilenyapkan; diganti dengan kesejahteraan, kecerdasan, dan keberadaban.

Aktifitas para pekerja dakwah yang juga aktifis politik, sering kali teruji dalam satu kondisi yang terdistorsi dalam dua sisi ini [politik dan dakwah]. Idealnya sih tidak ada masalah; kalau memang dapat kita dudukan secara proporsional. Namun kenyataannya, ada masalah di sini. Buktinya, banyak kesalahan-kesalahan informasi, berkembang biaknya sangkaan di antara sesama pekerja dakwah.

Penulis tidak ingin terjebak pada sekedar men-diskripsikan masalah ini, tanpa memberikan satu solusi, hingga yang terjadi justru... tulisan ini menimbulkan masalah-masalah baru. Na'udzubillahi min dzalik...

Bisa jadi, akar masalahnya adalah tidak tertibnya rukun berfikir kita [boleh dibaca: marotibul fikri]. Untuk kasus di atas, tertib berfikirnya adalah sebagai berikut: bahwa dakwah adalah tujuan, dan aktifitas politik adalah sarana yang dipilih. Konsentrasi kita pada tujuan kita, yaitu Dakwah. Ini adalah niat, motivasi, juga narasi besar kita dalam segala aktifitas kebaikan yang akan kita lakukan. Sedangkan aktifitas politik adalah salah satu sarana yang kita pilih. Fokus pada kata "sarana"; politik adalah sekedar sarana. Sehingga, cara berfikir kita inilah yang mewarnai seluruh aktifitas dakwah kita, juga aktifitas politik kita [jika diperkenankan dua hal ini dijadikan satu "dikotomi"].

Apa yang perlu dilakukan? Kita perlu lakukan "evaluasi", terhadap seluruh aktifitas kebaikan kita. Sudahkah sesuai dengan marotibul fikri kita? Jangan-jangan kita sudah terjebak; secara teori kita katakan bahwa kita sedang berdakwah lewat politik, namun dalam gerak hati kita, bergumam dengan mantab bahwa: ini adalah langkah-langkah politik kita melalui jalan dakwah yang telah kita pilih. Khawatir saja, ternyata telah lahir cita-cita baru dalam dada ini, mimpi-mimpi baru, tujuan-tujuan baru... untuk sekedar sukses di kancah politik ini...

Cara pandang kita terhadap dua hal ini [politik dan dakwah] terkesan sederhana saja, namun hati-hati... salah meletakkan tata urutannya, bisa mengubah secara drastis arah perjuangan kita; dan yang lebih mengerikan adalah terurainya jalinan ukhuwah yang selama ini begitu kokoh dan disegani oleh seluruh penduduk bumi ini...

Wallohu a'lam.

-------------

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates